Mengapa Kebanyakan Orang Memilih Bungkam bahkan Menolak Teori Baru Mengenai Kehidupan di Luar Bumi ?
Pertanyaan yang sangat menggelitik untuk di telaah dan dijawab tentunya. Dalam halaman ini kita tidak akan membahas tentang alien, UFO atau apapun itu, tapi disini kita akan "meneliti" bersama-sama tentang orang-orang yang memilih tidak berkomentar bahkan menolak tentang teori "Kehidupan diluar Bumi". Tidak ada maksud untuk menghakimi pihak manapun dalam tulisan ini, yang penulis utarakan merupakan opini yang dapat dipertanggungjawabkan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan beberapa orang untuk memilih bungkan bahkan menolak teori baru ini, dan faktor-faktor tersebut sangat beragam, meiliki tingkatannya masing-masing, bahkan beberapa orang yang menolak inipun memiliki dasar yang kuat dimana dapat dipergunakan untuk melawan teori baru ini, dan berikut beberapa faktor yang menyebabkan seseorang/sekelompok orang menolak teori tentang "Kehidupan diluar Bumi".
1. Bukti-Bukti yang Masih Samar Bahkan tidak Masuk Akal. "Kalau memang ada mana buktinya? la wong kebanyakan hanya bohong" "Tuh kan terbukti kalau crop circle itu dibuat sama mahasiswa iseng." "Itu bukan UFO mas, itu hanya balom udara yang bercahaya." "Mmmhh, mungkin bisa jadi sih ada, tapi kan sampai sekarang belum ada bukti nyata." "Saya percaya ada kehidupan lain diluar bumi, tapi gimana ya? bingung ngejelasinnya hehehe." "Kayanya saya no coment deh, gak ngerti sih, takut salah." Dari opini-opini diatas mungkin membuat anda tersenyum sekarang, tapi itulah hidup, tanpa kritik, seseorang tidak akan bisa maju dan penulis berpendapan bahwa opini-opini diatas sangat lazim dan satupun tidak ada yang salah. Apabila kita melihat dari komentar-komentar diatas, ada beberapa tipe pendapat yang berbeda, ada yang tidak percaya sama sekali, ada yang setengah percaya, ada yang percaya namun perlu bukti, bahkan ada yang bungkam dan memilih tidak berpendapat. Dari tipe-tipe pendapat tersebut di atas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa mereka membutuhkan bukti yang kuat dan nyata walaupun sebenarnya pada detik ini sudah banyak bukti lain yang lebih prosedural dan bisa dijadikan acuan pasti mengenai pertanyaan "Adakah Kehidupan diluar Bumi?". Bukti-bukti mengenai pertanyaan tersebut bisa dibaca disini. 2. Menganggap Bertentangan dengan Doktrin Keyakinan atau Agama. "Saya berpendapat bahwasanya tidak ada kehidupan lain selain yang berasal dari keturunan Nabi Adam" "Selain manusia hanya ada Tuhan, Malaikat, Setan, dan Jin, jadi ga ada yang namanya alien." "Di Kitab manapun gak ada tuh tulisan mengenai UFO, Alien, dan lain sebagainya, kamu mengada-ada." "Mungkin Alien adalah jin, malaikat, atau bahkan setan, tapi ya cuman Tuhan yang tahu." "Ada, karena ada tertulis bahwa, "Kamu bukan berasal dari dunia ini, begitu juga Tuhan", mungkin sih hehe." "Aku percaya, karena Nabi Adam AS bukan berasal dari bumi tapi dari Surga, tapi yaaa.. wallahualam." "Aku gak mau tau, yang penting aku menjalankan apa yang Agamaku perintahkan." Sekali lagi penulis tekankan bahwa tidak ada yang salah dari pendapat-pendapat diatas karena jawaban dari ini semua kembali ke pribadi masing-masing. Namun apabila kita menyimak pendapat-pendapat diatas, bisa kita tarik kesimpulan sama seperti poin pertama dia atas yaitu ada yang tidak percaya sama sekali, ada yang setengah percaya atau ragu, ada yang percaya namun masih "mungkin"/ragu, dan juga ada yang tidak mau tahu dan memilih bungkam walaupun sebenarnya penulis berpendapat dan berkeyakinan bahwa kehidupan diluar bumi ada di hampir seluruh keyakinan dan kitab suci. Untuk mengetahui kehidupan diluar bumi menurut beberapa Kitab Suci dapat dibaca disini. Apapun pendapat dan opini tentang kehidupan diluar bumi tentunya akan selalu menarik untuk diperbincangkan. Jadi apapun pendapat anda, jangan ragu untuk bersuara, selama apa yang anda utarakan tidak menyinggung pihak manapun dan dapat dipertanggungjawabkan. Penulis mengucapkan terima kasih untuk kawan-kawan yang sudah mengutarakan pendapatnya diatas dan penulis sangat menghargai dan mengapresiasi dengan pendapat yang kawan-kawan utarakan. (Oleh Muji Ferry Sucipto) |
|