Walaupun beberapa kalangan menganggap judul diatas terlalu mengada-ada, namun penulis dapat memberikan beberapa bukti jelas mengenai pandangan tentang "Kesamaan Teknologi Lampau dan Teknologi Terkini". Beberapa ahli yakin bahwa teknologi dimasa lampau sangat erat hubungannya dengan perkembangan teknologi di masa kini walaupun memang dibutuhkan bukti yang lebih dari bukti-bukti yang sudah ada sekarang. Apabila kita mundur ke era "Refolusi Industri" sampai dengan sekarang, perkembangan teknologi umat manusia sangat begitu cepatnya. Hal ini bisa dilihat dari imbas Refolusi Industri yang belum mencapai 300 tahun namun menghasilkan penemuan-penemuan dan teknologi-teknologi yang mutahir. "Lalu jikalau memang teknologi dimasa lampau sama bahkan lebih dari teknologi masa kini, apa yang menyebabkan sebelum era refolusi industri, umat manusia sebegitu "tradisionalnya"?, jangankan untuk menciptakan kendaraan terbang, untuk bepergian dari satu titik ke titik lain pun baru bisa menggunakan kuda atau kereta kuda atau kendaraan tradisional lainnya.". Pertanyaan tadi sebetulnya sangat masuk diakal dan mempunyai dasar teori yang kuat pula. Apabila kita kembali pada teori Ancient Astronaut, hal ini bisa saja dijelaskan bahkan arkeolog pun sedang meneliti pada indikasi tersebut dimana peradaban lampau sangat begitu majunya. Piramida Giza dan beberapa prasasti monumental lain menjadi bukti kuat yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Penemuan-penemuan mengenai gejala tersebut satu-persatu ditemukan dan diteliti hingga detik ini dan berikut beberapa bukti penemuan mengenai kesamaan-kesamaan teknologi tersebut.
Ancient Astronaut Theory (Teori Astronot Purba)
Teori ini telah dipopulerkan oleh beberapa penulis seperti Erich von Daniken, Giorgio A. Tsoukalos, Zecharia Sitchin, Robert KG Temple, David Icke, dan Peter Kolosimo, tetapi gagasan bahwa Teori Astronot Purba benar-benar ada, tidak dianggap serius oleh sebagian besar akademisi, mendapatkan perhatian yang sangat sedikit bahkan tidak ada. Teori astronot kuno telah banyak digunakan sebagai tolak ukur dalam pembuatan beberapa karya fiksi ilmiah. Kalangan pendukung teori astronot kuno sering mempertahankan pendapat bahwa manusia adalah keturunan atau kreasi dari makhluk luar angkasa yang mendarat di Bumi ribuan tahun lalu. Sebuah gagasan yang menegaskan bahwa banyak dari pengetahuan manusia, agama, dan budaya datang dari luar bumi/langit/surga di zaman kuno, dalam kasus ini astronot kuno bertindak sebagai "mother culture".
Pendukung astronot kuno juga percaya bahwa "pengunjung" dari luar angkasa yang dikenal sebagai "astronot" atau "spacemen" membangun banyak struktur monumental di bumi seperti Piramida di Mesir dan kepala batu Moai Pulau Paskah karena para ahli meyakini bahwa tidak mungkin peradaban manusia kuno membangun karya monumental seperti itu tanpa bantuan peradaban lain yang lebih maju. Siapakah mereka ?, apa tujuan mereka ?, pertanyaan yang mungkin cepat atau lambat kita semua ketahui.